Viral Tujuh - Apa yang Kamu tanam itu pula yang Kamu tuai nantinya.
Apabila semasa kenasiban dipenuhi dengan lakukanan kebaapabilan maka kelak orang-orang bakal mengenang Kamu sebagai orang yang baik, begitupun sebaliknya.
Inilah salah satu pelajaran yang bisa diambil dari meninggalnya Aisyah Bahar, gadis cantik yang baru saja lulus dari bangku kuliah dengan predikat Cumlaude.
Ica, begitu Aisyah biasa disapa, meninggal Kamis (4/1/2018) kurang lebih pukul 06.30 wita di rumahnya di Jalan Berua Raya Rumit Sikamaseang, Makassar, Sulawesi Selatan.
Aisyah meninggal sesaat seusai shalat subuh serta sementara bertadarus Al Quran.
Ia meninggal dalam keadaan menjalankan ibadah puasa sunah (Senin Kamis).
Di penghujung nafasnya, menurut kesaksian ayahnya, ia sempat mengucapkan syahadat.
Seketika berita kematian Ica memenuhi timeline akun-akun media sosial khususnya facebook serta instagram.
Tak hanya keluarga, kepergian Ica juga ditangisi warganet yang kenal maupun yang tidak mengetahui Ica.
Doa-doa mengalir dari orang-orang yang sempat berjumpa maupun yang hanya sekedar bertegur sapa di media sosial.
Salah satu akun facebook Widi Warseno umpama.
Akun ini mengaku belum sempat berjumpa almarhumah, mereka hanya berkenalan lewat facebook.
Tetapi dalam unggahannya Widi Warseno mengaku kehilangan kawan chating paling baik.
Ia menampilkan sejumlah screenshot chatnya dengan Ica.
Dari chat tersebut tampak jelas apabila Ica adalah wanita yang ramah pada siapa saja tergolong yang baru dikenalnya.
“Buat mb Aisyah Bahar kawan baik di fb.
G terasa yaa waktu secepat itu berlalu serta saat ini engkau telah pergi meninggalkan ku di dunia maya untuk selamanya. Selamat jalan kawan semoga engkau tenang di alam sana serta semua orang muslim tentu mengingikan mati dengan cara dirimu.
Selamat jalan kawan kebaikanmu sikapmu canda tawamu nasehatmu rutin bakal ku ukir selamnya,” tulis Widi.
Sementara itu akun Rizda Novendry Sertaial mengenang Ica sebagai sosok yang lembut serta tutur katanya menyejukkan.
“Wajahmu teduh, cantik serta menawan. Tutur katamu lembut bagai bisikan yg menyejukkan hati.
Innalilahi wa inna ilayhi rojiun…
Insha Allah khusnul khotimah.
Allah sangat mencintaimu bahkan kepergianmu pun dengan tutorial yg sangat di impikan oleh semua org.
Selamat jalan adekku Andi ST. Aisyah Bahar, surga firdaus menantimu sayang,” tulisnya.
Wiwin Marina yang mengaku meski tidak begitu kenal almarhum justru memperlakukannya sangat baik.
“Msh ingat beliau tidak jarang chat sy scra tiba2, slalu menanyakan keadaan serta kesehatan keluarga sy, wkt sy msh kos beliau jg skali2 mengunjungi sy hanya utk bersilaturahmi… Pdhl sy merasa tdk terlalu bersahabat dgn beliau, tp beliau mengganggap sy sprti keluarganya….,’ tulis Wiwin.
Rasa simpati warganet terus besar kala akun Fhitry Fhadil menulis catatan mengenai ICa
Tulisan panjang berjudul ‘Aisyah serta Syahadat Terbaru di Atas Pangkuan Ayah’ ini diberikan sampai puluhan kali.
Berikut catatannya:
Makassar 4 Januari 2018.
Edisi Muhasabah Diri.
Aisyah serta Syahadat Terbaru di Atas Pangkuan Ayah
Pagi ini langit mendung tidak ceria semacam kemarin, dibalik cendela menyapa kulit sampai menembus tulang bakal kedinginannya. Angin berbisik seolah memberi tau pesan, kusadari dengan perlahan ada bisikan yang mengadukan bahwa gadis dengan sapaan Icha/Aisyah telah kembali terhadap Allah.
Sejenak Aku terdiam, isn’t right? Ya… heran dengan berita ini, lumayan lama tidak menyapanya, tapi sempat menontonnya serta saling sapa dalam senyuman dari kejauhan serta kecepatan waktu.
Hati mengatakan mengenai perasaan yang tidak percaya, mengajakku untuk memperjelas berita ini. “Dek, benar Icha telah kembali terhadap sang pencipta? Nada dering Wa terdengar dalam diam. Aku membuka serta membaca chat dari Ij. Ij adalah salah satu kawan Icha yang rutin mengingatkan Icha disaat gombalan iseng menyapanya. Ij mengatakan “bahwa berita itu benar, serta kembali meyakinkanku dengan gambar dimana senyuman yang terakir kali aku lihat padanya, telah tiada dengan tubuh yang tertutup kain putih serta mata yang telah tertutup abadi. Kembali hati ini merasakan semacam hujan memeluk mereka yang sedang berkecewa.
Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
Hal ini sangatlah terjadi yaitu saat
Apabila semasa kenasiban dipenuhi dengan lakukanan kebaapabilan maka kelak orang-orang bakal mengenang Kamu sebagai orang yang baik, begitupun sebaliknya.
Inilah salah satu pelajaran yang bisa diambil dari meninggalnya Aisyah Bahar, gadis cantik yang baru saja lulus dari bangku kuliah dengan predikat Cumlaude.
Ica, begitu Aisyah biasa disapa, meninggal Kamis (4/1/2018) kurang lebih pukul 06.30 wita di rumahnya di Jalan Berua Raya Rumit Sikamaseang, Makassar, Sulawesi Selatan.
Aisyah meninggal sesaat seusai shalat subuh serta sementara bertadarus Al Quran.
Ia meninggal dalam keadaan menjalankan ibadah puasa sunah (Senin Kamis).
Di penghujung nafasnya, menurut kesaksian ayahnya, ia sempat mengucapkan syahadat.
Seketika berita kematian Ica memenuhi timeline akun-akun media sosial khususnya facebook serta instagram.
Tak hanya keluarga, kepergian Ica juga ditangisi warganet yang kenal maupun yang tidak mengetahui Ica.
Doa-doa mengalir dari orang-orang yang sempat berjumpa maupun yang hanya sekedar bertegur sapa di media sosial.
Salah satu akun facebook Widi Warseno umpama.
Akun ini mengaku belum sempat berjumpa almarhumah, mereka hanya berkenalan lewat facebook.
Tetapi dalam unggahannya Widi Warseno mengaku kehilangan kawan chating paling baik.
Ia menampilkan sejumlah screenshot chatnya dengan Ica.
Dari chat tersebut tampak jelas apabila Ica adalah wanita yang ramah pada siapa saja tergolong yang baru dikenalnya.
“Buat mb Aisyah Bahar kawan baik di fb.
G terasa yaa waktu secepat itu berlalu serta saat ini engkau telah pergi meninggalkan ku di dunia maya untuk selamanya. Selamat jalan kawan semoga engkau tenang di alam sana serta semua orang muslim tentu mengingikan mati dengan cara dirimu.
Selamat jalan kawan kebaikanmu sikapmu canda tawamu nasehatmu rutin bakal ku ukir selamnya,” tulis Widi.
Sementara itu akun Rizda Novendry Sertaial mengenang Ica sebagai sosok yang lembut serta tutur katanya menyejukkan.
“Wajahmu teduh, cantik serta menawan. Tutur katamu lembut bagai bisikan yg menyejukkan hati.
Innalilahi wa inna ilayhi rojiun…
Insha Allah khusnul khotimah.
Allah sangat mencintaimu bahkan kepergianmu pun dengan tutorial yg sangat di impikan oleh semua org.
Selamat jalan adekku Andi ST. Aisyah Bahar, surga firdaus menantimu sayang,” tulisnya.
Wiwin Marina yang mengaku meski tidak begitu kenal almarhum justru memperlakukannya sangat baik.
“Msh ingat beliau tidak jarang chat sy scra tiba2, slalu menanyakan keadaan serta kesehatan keluarga sy, wkt sy msh kos beliau jg skali2 mengunjungi sy hanya utk bersilaturahmi… Pdhl sy merasa tdk terlalu bersahabat dgn beliau, tp beliau mengganggap sy sprti keluarganya….,’ tulis Wiwin.
Rasa simpati warganet terus besar kala akun Fhitry Fhadil menulis catatan mengenai ICa
Tulisan panjang berjudul ‘Aisyah serta Syahadat Terbaru di Atas Pangkuan Ayah’ ini diberikan sampai puluhan kali.
Berikut catatannya:
Makassar 4 Januari 2018.
Edisi Muhasabah Diri.
Aisyah serta Syahadat Terbaru di Atas Pangkuan Ayah
Pagi ini langit mendung tidak ceria semacam kemarin, dibalik cendela menyapa kulit sampai menembus tulang bakal kedinginannya. Angin berbisik seolah memberi tau pesan, kusadari dengan perlahan ada bisikan yang mengadukan bahwa gadis dengan sapaan Icha/Aisyah telah kembali terhadap Allah.
Sejenak Aku terdiam, isn’t right? Ya… heran dengan berita ini, lumayan lama tidak menyapanya, tapi sempat menontonnya serta saling sapa dalam senyuman dari kejauhan serta kecepatan waktu.
Hati mengatakan mengenai perasaan yang tidak percaya, mengajakku untuk memperjelas berita ini. “Dek, benar Icha telah kembali terhadap sang pencipta? Nada dering Wa terdengar dalam diam. Aku membuka serta membaca chat dari Ij. Ij adalah salah satu kawan Icha yang rutin mengingatkan Icha disaat gombalan iseng menyapanya. Ij mengatakan “bahwa berita itu benar, serta kembali meyakinkanku dengan gambar dimana senyuman yang terakir kali aku lihat padanya, telah tiada dengan tubuh yang tertutup kain putih serta mata yang telah tertutup abadi. Kembali hati ini merasakan semacam hujan memeluk mereka yang sedang berkecewa.
Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
Hal ini sangatlah terjadi yaitu saat
orang yang kami sayangi sangatlah meninggalkan kita, sungguh tidak ada yang lebih penting kami lakukan kecuali bersabar, ikhlas serta ridha atas ketetapan-Nya. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya sabar itu ada pada benturan pertama.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Ibnu Majah, At-Tirmidzi, serta An-Nasa’i). Ibnu Hajar Al-Asqalani mengataakan, Yang dimaksud dengaan sabar menurut sabdaa nabi “sesungguhnya sabaar itu ada padaa benturan pertaama” yaitu ketabahan haati pada saat musibaah pertamaa kali.
Icha adalah saudari seiman yang Aku sayangi sebab Allah. Aku mengetahuinya dalam perjuangan meraih puncak menara keimanan serta keistiqomahan di sebuah Mushalla bercat hijau di Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Icha adalah sosok wanita yang Allah karuniakan kecantikan padanya, kesopanan, keramahan, serta akhlak yang membikin seketika melihtnya hati terasa tenang.
Bukan hanya Aku yang merasa heran dengan kepergian Icha alias sebagaian orang juga terbuktigilnya Aisyah. Tidak sedikit dari keluarganya serta kawan-kawanya yang lain heran, sebab hari serta malam sebelumnya tetap sempat chat-chatan. Qadarullah, Allah menginkan segalanya, dilain segi kekecewaan serta rindu tetap berwisata di hati, dilain segi Aku sangat tersanjung serta mengharapkan kematian semacam dirimu wahai adikkufillah Aisyah.
Aisyah In Syaa Allah Khusnul khatimah, Amin. Bersyahadat di atas pangkuan Ayahnya. Hmmm, Tetap teringat dengan sebutan Pappi. Maa Syaa Allah, pergi dengan tersanjung, meninggalkan tidak sedikit kenengan disetiap sosok yang sempat berjumpa dengannya. Aisyah adikkufillah Engkau berencana untuk stay di Makassar mencari rezeki.
Cocok pada kamis malam tanggal 4 januari 2018, Icha pergi dari kota bone serta tiba di Makassar tidak lebih lebih pukul 02.00 am, saat itu Icha berniat untuk puasa sunnah senin kamis serta sahur saat itu juga. Kemudian tidur kembali di samping Ayahnya.
Sebelum Adzan subuh berkumandang, Icha siap-siap ke mesjid Raodathul Jannah untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah. Seusai shalat subuh Icha tidak langsung pulang, tapi mampir dimasjid untuk mengaji sejenak.
Setiba di rumah Icha menyempatkan cuci piring. Lagi-lagi kebaikan itu menyapa Icha. Saat itu Icha menanyakan ke Kakaknya “ Ka’ Pakai Al-Qur’an saya nggak? Sang Kakak menjawab tidak Adek”. Kemudian Icha muroja’ah Hafalan di depan Ayahnya. Sembari muroja’ah Hafalan, tiba-tiba Icha semacam orang yang bakal pingsan serta bersyahadat “ LAILAHAILLAH”.
Diluar prasangka Ayahnya yang pada saat itu berada dipangkuannya, nyatanya Icha putri cantik Maa Syaa Allah berada pada zakaratul maut. Sang Ayah heran seakan-akan anaknya hanya pingsan serta bermain-main sebab tanda-tanda zakaratul maut sangat tidak sama dengan sebagian orang yang telah meninggal sebelumnya.
Icha Pergi dengan begitu lembut serta tenang semacam Akhlak serta akhlak yang telihat diparasnya dalam perjalanan nasib dunia ini.
Nasib di dunia ini sungguh singkat, sebuahsaat kelak dunia ini bakal kami tinggalkan. Siapa yang pergi lebih dulu serta siapa yang setelahnya terbukti tidak ada hamba Allah yang tahu.
Jadi apabila kelak yang tersayang pergi lebih dahulu, semoga kami telah sanggup berpikir, bersikap serta menjalani kenasiban ketika ujian datang serta setelahnya semacam yang dikehendaki-Nya. Semoga kami juga bisa bersikap sabar sejak benturan pertama. Saat itu berlimpah pahala serta kemuliaan dari Allah sebagai karunia-Nya sebab musibah adalah penyaringan, ujian, pengajaran, penyucian, pengampunan.
Maa Syaa Allah, tidak ada kata yang layak tidak hanya memuji kebesaran-Mu. Menghelah nafas yang panjang selamat jalan Adikkufillah, saatnya hamba-hamba Allah mendampingi jenazahmu kepersinggahan terkahir. Berharap Allah memberbagi peluang serta kematian semacam tidak sedikitnya kebaikan menyapa dirimu menjelang hari-hari terkahirmu di dunia. Khusnul Khatimah In Syaa Allah.
Seseorang yang meninggal dalam kedaan khusnul khatimah bakal dijamin surga baginya di akhirat kelak. Malaikat maut pun dengan sangat hati-hati mengambil nyawanya sebab orang tersebut adalah hamba Allah Subhanahu Wata’ala yang sangat disayangi-Nya. Ciri-ciri oraang yang meninggaal dalam keadaan khussnul khatimah, yaaitu meninggal dengaan menyebut sesaak napas Allah Subhaanahu Wata’ala serta meninggaal dalam keadaan yang baaik semacam meninggaal saat menunaikaan sholat, saat beerdzikir terhadaap Allah, serta lainnyaa.
Kematian adalah rahasia Allah Subhanahu Wata’ala serta tidak ada satupun makhluk yang mengatahui kapan ajal seseorang bakal mendatanginya. Orang-orang yang memperoleh kasih sayang Allah Subhanahu Wata’ala bakal memperoleh kematian dalam khusnul khatimah yaitu kematian yang diimpikan oleh setiap muslim.
Setiap muslim mengharapkan kematian khusnul khotimah, yaitu kematian yang baik serta dirahmati oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Tidaak semua orang bisaa meninggaal dalam keaadaan khussnul khatimaah, hanyaa orang-oraang tertentu saja yang bissa mempunyainyaa yaitu orang-orang yaang senantiasaa beriman serta bertaaqwa terhadap Allah Subhanahu Wata’ala dengaan sepenuh hati sserta mengamalkaan berbagai amalan dengaan cara rutin sertaa ikhlas hanyaa semata-mata untuk Allah Subhanaahu Wata’ala.
Selamat Jalan Adikkufillah (Andi Siti Aisyah ISB Binti H Bahar) Khusnuk Khatimah In Syaa Allah, Amin. By: F. (ilham arsyam/tribun-timur.com)
Icha adalah saudari seiman yang Aku sayangi sebab Allah. Aku mengetahuinya dalam perjuangan meraih puncak menara keimanan serta keistiqomahan di sebuah Mushalla bercat hijau di Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Icha adalah sosok wanita yang Allah karuniakan kecantikan padanya, kesopanan, keramahan, serta akhlak yang membikin seketika melihtnya hati terasa tenang.
Bukan hanya Aku yang merasa heran dengan kepergian Icha alias sebagaian orang juga terbuktigilnya Aisyah. Tidak sedikit dari keluarganya serta kawan-kawanya yang lain heran, sebab hari serta malam sebelumnya tetap sempat chat-chatan. Qadarullah, Allah menginkan segalanya, dilain segi kekecewaan serta rindu tetap berwisata di hati, dilain segi Aku sangat tersanjung serta mengharapkan kematian semacam dirimu wahai adikkufillah Aisyah.
Aisyah In Syaa Allah Khusnul khatimah, Amin. Bersyahadat di atas pangkuan Ayahnya. Hmmm, Tetap teringat dengan sebutan Pappi. Maa Syaa Allah, pergi dengan tersanjung, meninggalkan tidak sedikit kenengan disetiap sosok yang sempat berjumpa dengannya. Aisyah adikkufillah Engkau berencana untuk stay di Makassar mencari rezeki.
Cocok pada kamis malam tanggal 4 januari 2018, Icha pergi dari kota bone serta tiba di Makassar tidak lebih lebih pukul 02.00 am, saat itu Icha berniat untuk puasa sunnah senin kamis serta sahur saat itu juga. Kemudian tidur kembali di samping Ayahnya.
Sebelum Adzan subuh berkumandang, Icha siap-siap ke mesjid Raodathul Jannah untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah. Seusai shalat subuh Icha tidak langsung pulang, tapi mampir dimasjid untuk mengaji sejenak.
Setiba di rumah Icha menyempatkan cuci piring. Lagi-lagi kebaikan itu menyapa Icha. Saat itu Icha menanyakan ke Kakaknya “ Ka’ Pakai Al-Qur’an saya nggak? Sang Kakak menjawab tidak Adek”. Kemudian Icha muroja’ah Hafalan di depan Ayahnya. Sembari muroja’ah Hafalan, tiba-tiba Icha semacam orang yang bakal pingsan serta bersyahadat “ LAILAHAILLAH”.
Diluar prasangka Ayahnya yang pada saat itu berada dipangkuannya, nyatanya Icha putri cantik Maa Syaa Allah berada pada zakaratul maut. Sang Ayah heran seakan-akan anaknya hanya pingsan serta bermain-main sebab tanda-tanda zakaratul maut sangat tidak sama dengan sebagian orang yang telah meninggal sebelumnya.
Icha Pergi dengan begitu lembut serta tenang semacam Akhlak serta akhlak yang telihat diparasnya dalam perjalanan nasib dunia ini.
Nasib di dunia ini sungguh singkat, sebuahsaat kelak dunia ini bakal kami tinggalkan. Siapa yang pergi lebih dulu serta siapa yang setelahnya terbukti tidak ada hamba Allah yang tahu.
Jadi apabila kelak yang tersayang pergi lebih dahulu, semoga kami telah sanggup berpikir, bersikap serta menjalani kenasiban ketika ujian datang serta setelahnya semacam yang dikehendaki-Nya. Semoga kami juga bisa bersikap sabar sejak benturan pertama. Saat itu berlimpah pahala serta kemuliaan dari Allah sebagai karunia-Nya sebab musibah adalah penyaringan, ujian, pengajaran, penyucian, pengampunan.
Maa Syaa Allah, tidak ada kata yang layak tidak hanya memuji kebesaran-Mu. Menghelah nafas yang panjang selamat jalan Adikkufillah, saatnya hamba-hamba Allah mendampingi jenazahmu kepersinggahan terkahir. Berharap Allah memberbagi peluang serta kematian semacam tidak sedikitnya kebaikan menyapa dirimu menjelang hari-hari terkahirmu di dunia. Khusnul Khatimah In Syaa Allah.
Seseorang yang meninggal dalam kedaan khusnul khatimah bakal dijamin surga baginya di akhirat kelak. Malaikat maut pun dengan sangat hati-hati mengambil nyawanya sebab orang tersebut adalah hamba Allah Subhanahu Wata’ala yang sangat disayangi-Nya. Ciri-ciri oraang yang meninggaal dalam keadaan khussnul khatimah, yaaitu meninggal dengaan menyebut sesaak napas Allah Subhaanahu Wata’ala serta meninggaal dalam keadaan yang baaik semacam meninggaal saat menunaikaan sholat, saat beerdzikir terhadaap Allah, serta lainnyaa.
Kematian adalah rahasia Allah Subhanahu Wata’ala serta tidak ada satupun makhluk yang mengatahui kapan ajal seseorang bakal mendatanginya. Orang-orang yang memperoleh kasih sayang Allah Subhanahu Wata’ala bakal memperoleh kematian dalam khusnul khatimah yaitu kematian yang diimpikan oleh setiap muslim.
Setiap muslim mengharapkan kematian khusnul khotimah, yaitu kematian yang baik serta dirahmati oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Tidaak semua orang bisaa meninggaal dalam keaadaan khussnul khatimaah, hanyaa orang-oraang tertentu saja yang bissa mempunyainyaa yaitu orang-orang yaang senantiasaa beriman serta bertaaqwa terhadap Allah Subhanahu Wata’ala dengaan sepenuh hati sserta mengamalkaan berbagai amalan dengaan cara rutin sertaa ikhlas hanyaa semata-mata untuk Allah Subhanaahu Wata’ala.
Selamat Jalan Adikkufillah (Andi Siti Aisyah ISB Binti H Bahar) Khusnuk Khatimah In Syaa Allah, Amin. By: F. (ilham arsyam/tribun-timur.com)
0 komentar:
Posting Komentar