Rabu, 23 Mei 2018

Subhanallah! Al Quran Milik Mbah Marijan Saat Letusan Gunung Merapi Ditemukan, Kondisinya Sungguh Tak Terduga | Viral tujuh

Viral tujuh | Gunung Merapi kembali mengalami erupsi, Jumat (11/5/2018). Erupsi terjadi sekitar pukul 07.50 WIB.



“Untuk erupsi benar terjadi. 30 menit yang lalu,” kata Edi Danarto dari Tim reaksi Cepat BPBD DIY saat dihubungi, Jumat.

Menurut Edi, saat ini tim BPBD DIY sedang melakukan pendataan dan evakuasi warga di sekitar kawasan Merapi.

BPBD juga mengingatkan warga di sekitar kawah untuk segera mengungsi.

“Warga yang tinggal di radius 5 km dari kawah Merapi diharapkan segera turun dan mengungsi,” tuturnya.

Operator Pusadalops BPDB Magelang, Kristian yang dihubungi Kompas.com menambahkan, letusan yang terjadi di Gunung Merapi adalah freatik, yaitu letusan gas atau embusan asap dan material yang dipicu oleh tekanan gas yang berada di bawah permukaan.

“Itu letusan freatik. Untuk letusan seperti ini tidak ada wedhus gembel,” kata Kristian.

Terkait tinggi letusan, Kristian mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum mendapat informasi.

“Kami pantau terus perkembangannya dan akan kami rilis via media sosial,” tandas Kristian.

Al Quran Milik Mbah Marijan

Tepat pada 26 Oktober 2010 Gunung Merapi meletus dahsyat.

Letusan Gunung Merapi yang menewaskan juru kunci, Mbah Maridjan alias Ki Surakso Hargo.

Kawasan sekitar Merapi pun luluh lantah.

Kawasan tersebut kini sudah berbenah. Jejak-jejak letusan masih bisa ditelusuri di Kinahrejo merupakan tempat tinggal Mbah Maridjan.

Kawasan jejak-jejak letusan pun kini menjadi kawasan wisata Lava Tour.

Di sana terdapat joglo yang menjadi tetenger lokasi Mbah Maridjan meninggal dalam kondisi sujud.

Mbah Maridjan tak mau mengungsi dari Kinahrejo dikabarkan karena menunggu wangsit dari Eyang Petruk.

Sehari sebelumnya, justru banyak warga yang melihat penampakan awan berbentuk tokoh wayang tersebut.

Di area bekas rumah Mbah Maridjan terdapat barang-barang peninggalan yang tersapu oleh awan panas merapi.

Ada seperangkat gamelan milik Mbah Maridjan.

Mebel dan perkakas juga dipajang menjadi salah satu daya tarik Lava Tour.

Ada sebuah botol minuman bersoda yang masih utuh.

Selain itu, ada juga bangkai mobil evakuasi warga berupa Suzuki APV nopol AB 1053 DB.

Mobil itu satu-satunya mobil untuk evakuasi warga.

Dua relawan, Tutur Priyanto dan Yuniawan gugur di dalam mobil saat awan panas menerjang Kinahrejo.

Di Joglo Petilasan Mbah Maridjan juga terdapat foto dan lukisan Mbah Maridjan.

Selain itu ada juga peninggalan barang pribadi Mbah Maridjan yang diletakkan di sudut joglo Petilasan.

Mbah Maridjan tak mau menggunakan istilah ‘Merapi meletus’ untuk gunung yang dijaganya itu.

Ia lebih memilih menggunakan kalimat ‘eyang membangun kraton’.

Bila ‘eyang’ sedang punya hajat, maka warga di sekitar Merapi diminta untuk sabar dan tawakal.

Rumah Mbah Maridjan berada di balik tebing yang disebut Geger Boyo (punggung buaya).

Bila dilihat dari kejauhan, tebing itu mirip punggung buaya yang sedang mengarah ke atas.

Oleh warga sekitar, tebing itu diyakini melindungi rumah Mbah Maridjan dari semburan awan panas.

Namun kenyataannya, rumah Mbah Maridjan tetap saja tak aman dari terjangan awan panas di tahun 2010 lalu.

Ada pakaian yang sering dipakai Mbah Maridjan sehari-hari dipajang di Petilasan.

Ada hal menarik yakni terdapat sebuah Al Quran yang masih utuh tidak terbakar awan panas.



Seorang wisatawan, Yayuk mengatakan jika jejak-jejak peninggalan letusan Merapi menjadi tanda kuasa Illahi yang begitu dahsyat.

“Berada di tempat ini membuat hati saya tergetar. Betapa nyata kebesaranNya,” ujarnya.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

0 komentar:

Posting Komentar