Viral tujuh - Nama Ustaz Abdul Somad saat ini sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Meskipun dia telah dikenal dan diundang kemana-mana, Ustaz Somad sendiri tidak lepas dari pengalamannya selama berceramah.
Tapi, diantara semua pengalaman yang dia alami, ada satu kisah dimana hal itu menjadi paling terkesan. Hal itu adalah ketika dia diusir dari sebuah rumah makan.
Dilansir dari viva.co.id, Selasa 22 Mei 2018, kejadian pengusiran itu terjadi sejak beberapa tahun lalu. Pada saat itu dia sedang makan di sebuah rumah makan.
Tiba-tiba saja, saat dirinya asyik makan, seseorang menghampirinya dan dengan kasarnya menyuruhkan untuk pergi menjauh dari tempat duduknya. Karena, saat itu ada seorang yang kaya atau pejabat yang akan makan juga di warung makan itu.
“Suatu malam saya makanlah di sebuah rumah makan, sendirian. saya parkir kendaraan, saya pun makan. Tak berapa lama tiba-tiba datang satu pasukan, minggir, minggir, minggir, karena orang besar akan datang. Tiba-tiba saya lihat mobil besar, yang keluar dari mobil itu orang besar-besar semuanya. 85 kilo ke atas. Saya pun minggir lah dari tempat makan nyaman, enak, sayapun minggir ke tempat tepi-tepi, lihatlah mereka ketawa cekikikan,” kata Ustaz Somad.
Dikarenakan mendapat perlakuan yang kasar, dia pun benar-benar merasa sedih dan memilih tetap bersabar dan melanjutkan makannya meski nafsu makannya mulai sirna.
Bahkan, ustaz kondang asal Riau itu tidak melakukan perlawanan apapun kepada mereka yang telah merendahkannya. Bahkan tidak juga mendoakan orang yang telah berbuat zalim padanya agar celaka.
“Hati saya dalam hati, Ya Allah, tapi saya tak pernah caci maki mereka. Saya tak pernah doakan, ‘Ya Allah tertelanlah tulang matilah dia’ ndak, saya hanya tetap melanjutkan makan, tapi hati saya tersentuh karena malam itu saya diusir sedang makan. Memangnya saya siapa, kenapa mereka mengusir saya,” cerita dia lagi.
Tapi, apa yang terjadi selanjutnya? Setelah berlangsung beberapa tahun, sebuah keajaiban didapatinya, orang yang pernah mengusirnya saat makan dulu secara tak sengaja dipertemukan kembali oleh Allah.
Pertemuan itu terjadi dalam kesempatan dan kondisi yang berbeda. Ustaz Somad dan orang itu dipertemukan di sebuah penjara. Saat itu dia hadir sebagai tamu penceramah yang diundang, sedangkan orang yang pernah mengusirnya menjadi penghuni penjara alias berstatus narapidana.
“Hari berganti musim berubah, saya diminta ceramah ke lembaga pemasyarakatan, penjara. ‘Ustaz bisa tablig akbar di penjara?’ ‘bisa’. Saya pun masuk ke dalam, kebetulan waktu banyak menerima tamu. Saya lihat di atas lantai semen kasar, tidak pakai penutup tidak pakai alas, pakai kaus oblong, dalam keadaan terhina, orang yang dulu mengejek, menghina, menjatuhkan dan menyepelekan saya,” kata Ustaz Somad.
Melihat kenyataan tersebut, Ustaz Somad tidak membalas atas apa yang pernah orang itu lakukan kepadanya. Malah, dia mengaku terharu dan tersentuh dengan apa yang ditakdirkan Allah kepadanya dan orang itu.
“Saya lihat lama dan tersentuh. ‘Ya Allah, ini yang beberapa tahun lalu mengusir, sekarang duduk di lantai, tidak pakai alas’. Begitulah Allah menjatuhkan derajat begitu pula Allah menaikan derajat, sampai kita pun kasihan,” tuturnya.
Tapi, diantara semua pengalaman yang dia alami, ada satu kisah dimana hal itu menjadi paling terkesan. Hal itu adalah ketika dia diusir dari sebuah rumah makan.
Dilansir dari viva.co.id, Selasa 22 Mei 2018, kejadian pengusiran itu terjadi sejak beberapa tahun lalu. Pada saat itu dia sedang makan di sebuah rumah makan.
Tiba-tiba saja, saat dirinya asyik makan, seseorang menghampirinya dan dengan kasarnya menyuruhkan untuk pergi menjauh dari tempat duduknya. Karena, saat itu ada seorang yang kaya atau pejabat yang akan makan juga di warung makan itu.
“Suatu malam saya makanlah di sebuah rumah makan, sendirian. saya parkir kendaraan, saya pun makan. Tak berapa lama tiba-tiba datang satu pasukan, minggir, minggir, minggir, karena orang besar akan datang. Tiba-tiba saya lihat mobil besar, yang keluar dari mobil itu orang besar-besar semuanya. 85 kilo ke atas. Saya pun minggir lah dari tempat makan nyaman, enak, sayapun minggir ke tempat tepi-tepi, lihatlah mereka ketawa cekikikan,” kata Ustaz Somad.
Dikarenakan mendapat perlakuan yang kasar, dia pun benar-benar merasa sedih dan memilih tetap bersabar dan melanjutkan makannya meski nafsu makannya mulai sirna.
Bahkan, ustaz kondang asal Riau itu tidak melakukan perlawanan apapun kepada mereka yang telah merendahkannya. Bahkan tidak juga mendoakan orang yang telah berbuat zalim padanya agar celaka.
“Hati saya dalam hati, Ya Allah, tapi saya tak pernah caci maki mereka. Saya tak pernah doakan, ‘Ya Allah tertelanlah tulang matilah dia’ ndak, saya hanya tetap melanjutkan makan, tapi hati saya tersentuh karena malam itu saya diusir sedang makan. Memangnya saya siapa, kenapa mereka mengusir saya,” cerita dia lagi.
Tapi, apa yang terjadi selanjutnya? Setelah berlangsung beberapa tahun, sebuah keajaiban didapatinya, orang yang pernah mengusirnya saat makan dulu secara tak sengaja dipertemukan kembali oleh Allah.
Pertemuan itu terjadi dalam kesempatan dan kondisi yang berbeda. Ustaz Somad dan orang itu dipertemukan di sebuah penjara. Saat itu dia hadir sebagai tamu penceramah yang diundang, sedangkan orang yang pernah mengusirnya menjadi penghuni penjara alias berstatus narapidana.
“Hari berganti musim berubah, saya diminta ceramah ke lembaga pemasyarakatan, penjara. ‘Ustaz bisa tablig akbar di penjara?’ ‘bisa’. Saya pun masuk ke dalam, kebetulan waktu banyak menerima tamu. Saya lihat di atas lantai semen kasar, tidak pakai penutup tidak pakai alas, pakai kaus oblong, dalam keadaan terhina, orang yang dulu mengejek, menghina, menjatuhkan dan menyepelekan saya,” kata Ustaz Somad.
Melihat kenyataan tersebut, Ustaz Somad tidak membalas atas apa yang pernah orang itu lakukan kepadanya. Malah, dia mengaku terharu dan tersentuh dengan apa yang ditakdirkan Allah kepadanya dan orang itu.
“Saya lihat lama dan tersentuh. ‘Ya Allah, ini yang beberapa tahun lalu mengusir, sekarang duduk di lantai, tidak pakai alas’. Begitulah Allah menjatuhkan derajat begitu pula Allah menaikan derajat, sampai kita pun kasihan,” tuturnya.
0 komentar:
Posting Komentar