Viral Tujuh - Terlalau mudah mengamalkannya tapi jangan hingga dilupakan ya.
Intinya doa ini sangat berguna sekali untuk mempermudahkan urusan dunia kami ini, dan juga supaya hati rutin lapang, dan untuk kamu yang rutin merasa susah dengan urusan dunia supaya rutin mengamalkan doa ini setiap hari.
Do’a ini merupakan do’a yang amat kegunaaan. Do’a ini berisi faktor meminta kemudahan pada Allah dan supaya dimudahkan dalam ucapan dan dimudahkan untuk memahamkan orang lain ketika ingin berdakwah.
Do’a ini dari Nabi Musa ‘alaihis salam. Tetapi do’a ini bisa diamalkan pula oleh kami sebagaimana ditunjukkan oleh para ulama dalam beberapa kitab do’a kumpulan mereka. Do’a ini tersedia pada firman Allah Ta’ala,
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
“Musa mengatakan, ‘Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’ [Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” (QS. Thoha: 25-28)
Kisah Musa Dengan Doa Diatas
Tatkala Allah memberbagi wahyu terhadap Nabi Musa ‘alaihis salam, memberbagi berita padanya dan menunjukkan bukti-bukti yang nyata, kemudian Musa diutus terhadap Fir’aun (Raja Mesir), Allah Ta’ala berfirman,
اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى
“Pergilah terhadap Fir’aun; Sesungguhnya ia sudah melampaui batas“. (QS. Thaha: 24).
Fir’aun sungguh sudah melampaui batas dalam kekafiran, berbuat kerusakan, ia sangatlah sudah menunjukkan kearoganan yang nyata di muka bumi, dan ia pun menindas orang-orang yang lemah.
Sampai-sampai ia mengklaim rububiyah ilahiyah (bahwa dirinya merupakan Rabb dan layak untuk disembah) semoga Allah menjelakkannya. Sungguh ia sangatlah melampaui batas, inilah sebab kebinasaannya.
Tetapi sebab rahmat, hikmah dan keadilan Allah, Dirinya tak mengadzab Fir’aun melainkan seusai diberbagi hujjah dengan diutusnya para Rasul.
Maka dari sinilah Musa tahu bahwa beliau diutus dengan mengangkat tugas yang berat. Musa diutus terhadap seorang pembangkang, yang tak ada satu orang Mesir pun yang bisa menentangnya.
Musa ‘alaihis salam sendiri mengalami rintangan sebagaimana yang lainnya ketika ingin mendakwahi Fir’aun, yaitu hendak dibunuh. Musa masih menjalankan misi yang dititahkan untuknya dari Rabbnya.
Ia masih menjalani misi dari Rabbnya dengan penuh lapang dada. Musa senantiasa memohon pertolongan Allah dan meminta dimudahkan beberapa macam sebab. Beliau pun mengucapkan do’a di atas.
Maksud Doa Diatas
Berikut kami sarikan penjelasan Syaikh As Sa’di rahimahullah dalam kitab tafsirnya ketika menafsirkan ayat di atas.
Pertama
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي
“Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku”
Maksudnya merupakan lapangkanlah, janganlah perkataan dan lakukananku ini menyakiti dan janganlah hatiku ini terkotori dengan yang demikian, dan jangan pula hatiku ini
Intinya doa ini sangat berguna sekali untuk mempermudahkan urusan dunia kami ini, dan juga supaya hati rutin lapang, dan untuk kamu yang rutin merasa susah dengan urusan dunia supaya rutin mengamalkan doa ini setiap hari.
Do’a ini merupakan do’a yang amat kegunaaan. Do’a ini berisi faktor meminta kemudahan pada Allah dan supaya dimudahkan dalam ucapan dan dimudahkan untuk memahamkan orang lain ketika ingin berdakwah.
Do’a ini dari Nabi Musa ‘alaihis salam. Tetapi do’a ini bisa diamalkan pula oleh kami sebagaimana ditunjukkan oleh para ulama dalam beberapa kitab do’a kumpulan mereka. Do’a ini tersedia pada firman Allah Ta’ala,
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
“Musa mengatakan, ‘Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’ [Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” (QS. Thoha: 25-28)
Kisah Musa Dengan Doa Diatas
Tatkala Allah memberbagi wahyu terhadap Nabi Musa ‘alaihis salam, memberbagi berita padanya dan menunjukkan bukti-bukti yang nyata, kemudian Musa diutus terhadap Fir’aun (Raja Mesir), Allah Ta’ala berfirman,
اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى
“Pergilah terhadap Fir’aun; Sesungguhnya ia sudah melampaui batas“. (QS. Thaha: 24).
Fir’aun sungguh sudah melampaui batas dalam kekafiran, berbuat kerusakan, ia sangatlah sudah menunjukkan kearoganan yang nyata di muka bumi, dan ia pun menindas orang-orang yang lemah.
Sampai-sampai ia mengklaim rububiyah ilahiyah (bahwa dirinya merupakan Rabb dan layak untuk disembah) semoga Allah menjelakkannya. Sungguh ia sangatlah melampaui batas, inilah sebab kebinasaannya.
Tetapi sebab rahmat, hikmah dan keadilan Allah, Dirinya tak mengadzab Fir’aun melainkan seusai diberbagi hujjah dengan diutusnya para Rasul.
Maka dari sinilah Musa tahu bahwa beliau diutus dengan mengangkat tugas yang berat. Musa diutus terhadap seorang pembangkang, yang tak ada satu orang Mesir pun yang bisa menentangnya.
Musa ‘alaihis salam sendiri mengalami rintangan sebagaimana yang lainnya ketika ingin mendakwahi Fir’aun, yaitu hendak dibunuh. Musa masih menjalankan misi yang dititahkan untuknya dari Rabbnya.
Ia masih menjalani misi dari Rabbnya dengan penuh lapang dada. Musa senantiasa memohon pertolongan Allah dan meminta dimudahkan beberapa macam sebab. Beliau pun mengucapkan do’a di atas.
Maksud Doa Diatas
Berikut kami sarikan penjelasan Syaikh As Sa’di rahimahullah dalam kitab tafsirnya ketika menafsirkan ayat di atas.
Pertama
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي
“Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku”
Maksudnya merupakan lapangkanlah, janganlah perkataan dan lakukananku ini menyakiti dan janganlah hatiku ini terkotori dengan yang demikian, dan jangan pula hatiku ini
dipersempit.
Sebab apabila hati sudah sempit, maka orang yang mempunyai hati tersebut susah memberbagi anugerah (petunjuk ilmu) pada orang yang didakwahi. Allah Ta’ala sudah mengatakan pada Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
“Maka dikarenakan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imron: 159).
Semoga saja seseorang yang didakwahi bisa menerima dakwah dengan sikap lemah lembut dan lapangnya jiwa.
Kedua
وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي
“dan mudahkanlah untukku urusanku”
Maksudnya merupakan mudahkanlah setiap urusan dan setiap jalan yang ditempuh untuk mengharap ridho-Mu, mudahkanlah segala kesusahan yang ada di hadapanku.
Diantara dimudahkan sebuahurusan yaitu seseorang yang memohon diberbagi beberapa kemudahan dari beberapa pintu, ia dimudahkan untuk berkata dengan setiap orang dengan cocok, dan ia mendakwahi seseorang melewati jalan yang membikin orang lain mudah menerima.
Ketiga
وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
“dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku”
Dahulu Nabi Musa ‘alaihis salam mempunyai ketidak lebihan, yaitu rasa kaku dalam lisannya. Faktor ini membikin orang lain susah memahami yang beliau ucapkan, demikianlah dikatakan oleh para ahli tafsir. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَأَخِي هَارُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّي لِسَانً
“Dan saudaraku Harun, dirinya lebih fasih lidahnya daripadaku” (QS. Al Qashshash: 34).
Oleh sebab itu, Nabi Musa meminta pada Allah supaya dilepaskan dari kekakuan lidahnya jadi orang bisa memahami apa yang diucapkan oleh Musa. Akhirnya tercapailah maksud yang beliau minta.
Amalkanlah
Intinya, do’a ini amat berguna sekali supaya kami dimudahkan dalam segala urusan. Itu yang pertama.
Kemudian supaya hati ini rutin lapang dan tak sempit jadi mudah memberi tau dakwah pada orang lain dan mudah memahamkan orang lain.
Lalu do’a ini juga mengandung makna supaya segala kekakuan lisan kami ini bisa dilepaskan dengan pertolongan Allah.
Kepada Allah-lah sewajibnya kami meminta. Terhadap Allah-lah satu-satunya kami mohon pertolongan. Ketika ada kesusahan, kekecewaan dan kesempitan, adukanlah pada Allah.
Allah sungguh Maha Mendengar. Allah Maha Mendengar do’a-do’a hamba-Nya. Setiap do’a yang kami panjatkan tentu berguna.
Tidak mungkin sama sekali tangan yang kami tengadahkan ke atas, kembali begitu saja dalam keadaan hampa.
Ketika susah saat menghadapi ujian, mohonlah segala jalan keluar pada Allah. Ketika objek dakwah susah menerima dakwah kita, mintalah kemudahan dari Allah sebab Allahlah yang membuka hati anugerah setiap hamba sedangkan kami hanya berkata dan memberi tau.
Ingatlah hadits ini,إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِىٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِى مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا
“Sesunguhnya Rabb anda tabaroka wa ta’ala Maha Pemalu lagi Maha Mulia. Dirinya malu terhadap hamba-Nya, apabila hamba tersebut menengadahkan tangan kepada-Nya , lalu kedua tangan tersebut kembali dalam keadaan hampa.”
Do’a yang amat mudah untuk diamalkan jangan hingga dilupakan,
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
“Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii”
[Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku]
Semoga sajian ini berguna. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
Sebab apabila hati sudah sempit, maka orang yang mempunyai hati tersebut susah memberbagi anugerah (petunjuk ilmu) pada orang yang didakwahi. Allah Ta’ala sudah mengatakan pada Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
“Maka dikarenakan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imron: 159).
Semoga saja seseorang yang didakwahi bisa menerima dakwah dengan sikap lemah lembut dan lapangnya jiwa.
Kedua
وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي
“dan mudahkanlah untukku urusanku”
Maksudnya merupakan mudahkanlah setiap urusan dan setiap jalan yang ditempuh untuk mengharap ridho-Mu, mudahkanlah segala kesusahan yang ada di hadapanku.
Diantara dimudahkan sebuahurusan yaitu seseorang yang memohon diberbagi beberapa kemudahan dari beberapa pintu, ia dimudahkan untuk berkata dengan setiap orang dengan cocok, dan ia mendakwahi seseorang melewati jalan yang membikin orang lain mudah menerima.
Ketiga
وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
“dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku”
Dahulu Nabi Musa ‘alaihis salam mempunyai ketidak lebihan, yaitu rasa kaku dalam lisannya. Faktor ini membikin orang lain susah memahami yang beliau ucapkan, demikianlah dikatakan oleh para ahli tafsir. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَأَخِي هَارُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّي لِسَانً
“Dan saudaraku Harun, dirinya lebih fasih lidahnya daripadaku” (QS. Al Qashshash: 34).
Oleh sebab itu, Nabi Musa meminta pada Allah supaya dilepaskan dari kekakuan lidahnya jadi orang bisa memahami apa yang diucapkan oleh Musa. Akhirnya tercapailah maksud yang beliau minta.
Amalkanlah
Intinya, do’a ini amat berguna sekali supaya kami dimudahkan dalam segala urusan. Itu yang pertama.
Kemudian supaya hati ini rutin lapang dan tak sempit jadi mudah memberi tau dakwah pada orang lain dan mudah memahamkan orang lain.
Lalu do’a ini juga mengandung makna supaya segala kekakuan lisan kami ini bisa dilepaskan dengan pertolongan Allah.
Kepada Allah-lah sewajibnya kami meminta. Terhadap Allah-lah satu-satunya kami mohon pertolongan. Ketika ada kesusahan, kekecewaan dan kesempitan, adukanlah pada Allah.
Allah sungguh Maha Mendengar. Allah Maha Mendengar do’a-do’a hamba-Nya. Setiap do’a yang kami panjatkan tentu berguna.
Tidak mungkin sama sekali tangan yang kami tengadahkan ke atas, kembali begitu saja dalam keadaan hampa.
Ketika susah saat menghadapi ujian, mohonlah segala jalan keluar pada Allah. Ketika objek dakwah susah menerima dakwah kita, mintalah kemudahan dari Allah sebab Allahlah yang membuka hati anugerah setiap hamba sedangkan kami hanya berkata dan memberi tau.
Ingatlah hadits ini,إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِىٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِى مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا
“Sesunguhnya Rabb anda tabaroka wa ta’ala Maha Pemalu lagi Maha Mulia. Dirinya malu terhadap hamba-Nya, apabila hamba tersebut menengadahkan tangan kepada-Nya , lalu kedua tangan tersebut kembali dalam keadaan hampa.”
Do’a yang amat mudah untuk diamalkan jangan hingga dilupakan,
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
“Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii”
[Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku]
Semoga sajian ini berguna. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
0 komentar:
Posting Komentar